Mengenal makna pendidikan pemikiran Kata "Ki Hajar Dewantara"
Oleh : Peus Urwan Yogyakarta 20/01/2018
Moralitas dalam Pendidikan
Moralitas dalam pendidikan
seringkali merupakan suatu pemikiran matang dalam proses mengubah pola kehidupan manusia, sikap maupun tata laku sesorang atau
sekelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan atau kata lain memanusiakan
manusia dalam kehidupan mausia itu sendiri, sehingga manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan adalah sebuah proses dengan cara beradaban langsung bersama warga atau masyarakat
pada umumnya berusaha untuk menyelematkan "sosial"berdasarkan sesuai dengan sebuah visi dan cita-cita
yang di bangun oleh seseorang yang mampu mengendalikan dampak
lingkungan soial itu sendiri, dengan cara berkomunikasi dalam kontak sosial di iringi dengan perubahan-perubahan sosial tertentu, yakni merubah pola kehidupan
masyarakat dengan dikemukakan dalam bentuk "sekelompok-kelompok
masyarakat dilingkungan sosial" mendidik dalam pendidikan yang matang dan punda mental.
Sedangkan
menurut secara umum Pendidikan diartikan sebuah usaha sadar yang
terencana yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akal budi mulia, dan juga
keterampilan yang diperlukan untuk dirinya sendiri beserta
masyarakat.
Bagi
pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan; supaya mengunakan
dasar tatatertib dan damai,tentram dan kelangsungan kehidupan batin,
kecintaan pada tanah air menjadi prioritas. Karena ketetapan pikiran
dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang.
Memajukan
pertumbuhan budi akal dan pikiran merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat terpisahkan, agar pendidikan dapat memajukan
kesempurnaan hidup. yakni: kehidupan yang selaras dengan
perkembangan dunia. Tanpa meninggalkan jiwa kebangsaan. Dunia terus
mengalami perkembangan, pergaulan hidup antar satu bangsa dengan
bangsa lainnya tidak dapat terhindarkan. Karena mempengaruh
kebudayaan dari luar semakin mungkin mengada-ngada masuk kulturasi
sasi dengan kebudayaan nasional. Oleh karena itu, seperti dianjurkan
,Ki Hajar Dewantara, berusaha kita memilih mana yang
terbaik untuk menambah kemauan hidup dalam kebudayaan luar yang
akan memmpengaruhi dan merusak jiwa rakyat Indonesia dengan selalu
mengingat: semua kemajuan dilapangan ilmu pengetahuan harus
terorientasikan dalam pembangunan martabat bangsa.
Apa
yang menjadi tujuan kami untuk memajukan pendidikan kirime saat ini
seolah pudar, misinya seolah tergerus oleh sistem pendidikan yang
ada saat ini. Biaya pendidikan semakin mahal sehingga tidak semua
warga masyarakat terutama masyarakat miskin bisa mendapatkan
pendidikan yang layak. Hal ini bertentangan dengan Undang-undang
Dasar 1945, yang menjadi aturan tertinggi di negara ini, bahwa
setiap warga negara berhak atas pendidikan yang layak.
Ki
Hajar Dewantara mempunyai azas dan dasar-dasar pendidikan dalam
mendirikan Taman Siswa, dua dasar yang menjadi poin utama yang
paling mendasar adalah kemerdekaan dan keadilan sosial, dimana Ki
Hajar Dewantara menekankan hak kemerdekaan kepada setiap individu
untuk mengatur dirinya sendiri namun bukan kebebasan yang tanpa
batas, pendidikan yang dibangun Ki Hajar Dewantara tidak mengenal
unsur paksaan dan hukuman, juga tidak mengenal kompetisi tapi tetap
mengutamakan kreativitas.
Pemikiran
atau konsep pendidikan yang dibangun Ki Hajar Dewantara sudah
saatnya dibangkitkan. saat ini keadaan pendidikan di Indonesia
hampir sama kondisinya dengan zaman Ki Hajar Dewantara dulu atau
pada masa penjajahan. Di era penjajahan Belanda, tidak semua warga
pribumi terutama kaum miskin bisa mengenyam pendidikan secara
layak. Pendidikan hanya bisa dirasakan oleh kaum kaya, salah satunya
yaitu orang yang mempunyai hubungan dengan pemerintah Belanda saat
itu. Pun halnya pendidikan saat ini, tidak semua lapisan masyarakat
bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas. Malah pemerintah
sendiri, seolah menciptakan pengkotakan sekolah, yaitu sekolah untuk
orang kaya dan orang miskin. Sekolah orang kaya kualitasnya jauh
lebih baik dibandingkan sekolah orang miskin, begitu juga dengan
sarana dan prasarananya. Salah satu contoh adalah menciptakan Rintisan Sekolah.
Makna Dalam Pengenalan Pendidikan
- Makna dalam Pengenalan Pendidikan merupakan suatu investasi masa depan, serupah dengan orang-orang seringkali menyebutkan bahwa betapa pentingnya pendidikan bagi warga masyarakat untuk meraih masa depan yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan akan membawa dampak yang signifikan bagi perkembangan peradaban suatu masyarakat. Namun demikian, pendidikan yang berkualitas baik sesuai dengan bercita-cita suatu masyarakat tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat atau terjadi dengan sendirinya tanpa ada usaha. Bahkan Berkenaan dengan hal tersebut maka secara sosiologis pada umumnya masyarakat beserta seluruh warganya berusaha untuk menciptakan suatu sistem pendidikan yang diharapkan akan memberikan hasil sesuai dengan cita-cita sebagai anak bangsa.
- Sistematika pendidkan berstandar nasional di suatu bangsa dan negara adalah pendikikan telah melandaskan perlunya tanggung jawab dan kewajiban negara dalam tatanan utama untuk mengedpankan masa depan bangsa. Pendidikan diletakkan pada semua pihak yang berkepentingan dalam konteks Menurut Pieter W. F. Davis, pemberdayaan adalah kegiatan memberikan pelatihan juga dengan memberikan kesempatan untuk membuat keputusan mengambil langkah yang langsung mempengaruhi dalam pemberdayaam masyarakat melalui pendidikan. Moral. Dan menyebut dengan “Tri Pusat Pendidikan” yang bermakna bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal itu dikarenakan semua lembaga tersebut merupakan pusat-pusat terselenggarakannya pendidikan. Bahwa semua pihak bertanggung jawab atas pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan bagi warga masyarakat pada umumnya. Setiap pihak akan memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang berskali tinggi dan berbeda di dalam penyelenggaraan pendidikan.
- Namun demikian, masyarakat, sekolah, dan keluarga dituntut peran dan partisipasinya yang nyata dan tidak saling menggantungkan di dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Partisipasi semua pihak akan terwujud dalam bentuk kinerja yang saling mendukung demi terwujudnya cita-cita masyarakat. Dari perspektif ini maka menjadi sangat tidak masuk akal apabila ada pihak yang yang tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik tetapi menuntut hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan kata lain, pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas baik diperlukan kemitraan dari semua pihak agar pendidikan semakin berdaya untuk mewujudkan tujuannya secara berkualitas.
- Berdasarkan pemikiran tersebut maka ada beberapa bentuk kerjasama yang mungkin terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan, antara lain: kemitraan antara sekolah dan keluarga, antara sekolah dan masyarakat, dan terakhir antara keluarga dan masyarakat. merupakan bentuk kemitraan dan pemberdayaan pendidikan, dan seterusnya. Kemitraan antara sekolah dan keluarga berupa berbagai usaha yang dapat dilakukan keluarga untuk mendukung pencapaian tujuan 3 belajar/sekolah. Keluarga mendukung sepenuhnya berbagai usaha pendidikan yang dilakukan pihak sekolah. Kemitraan antara sekolah dan masyarakat dapat berupa penciptaan iklim yang mendukung untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Masyarakat menjamin sekolah tidak akan tercemari berbagai situasi dan kondisi yang bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan. Sedangkan kemitraan antara keluarga dan masyarakat berupa pemberian fasilitasi dan kesempatan untuk terselenggaranya suatu program pendidikan bagi anggota keluarga maupun anggota masyarakat, secara eksplisit misalnya masyarakat mengusulkan dibukanya sekolah baru. Dalam artikel ini, bentuk kemitraan antara keluarga dan sekolah akan menjadi fokus dalam pembahasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar